Launching Buku Naskah Kuno Sebagai Warisan Budaya Kebendaan Digagas Dinas Arsip Daerah Kota Cimahi
Naskah kuno merupakan warisan budaya kebendaan yang bersifat kongkrit juga dapat menjadi potret zaman yang menjelaskan berbagai hal tentang masa lalu, dan dapat menjadi media untuk mengamati serta menelaah kebudayaan lain.
PLT asisten dua Endang mengatakan, pengalihan naskah kuno dari penulisan awal dialihkan ke dalam bahasa Indonesia dan ditulis ke dalam buku.
Dengan peralihan bahasa ini kami berharap agar bisa difahami oleh masyarakat, khususnya bagi warga kota Cimahi.
Mudah-mudahan naskah buku kuno ini bisa dijadikan mata pelajaran di setiap sekolah khususnya yang ada di kota Cimahi, dan semoga meningkatkan minat membaca para siswa siswi nya.
Walaupun berdasarkan data survei BPS tahun 2024, indeks minat baca masyarakat Indonesia masih tergolong rendah, yaitu 38,1%.
Data tersebut mencakup bacaan umum, sedangkan untuk minat baca terhadap pengetahuan yang "berbau tradisional" atau yang "dianggap kuno" pada era modern ini, kemungkin hasilnya jauh lebih kecil dari data tersebut.
Akan tetapi, hal ini tidak menyurutkan semangat Yudistira Purana Sakyakirti atau yang lebih akrab disapa Mang Ujang Laip, seorang pegiat aksara Sunda dari Kota Cimahi yang penuh dedikasi.
Alih-alih patah semangat, Mang Ujang justru melihat fakta tersebut sebagai motivasi untuk terus melestarikan pengetahuan tradisional melalui penyalinan lima naskah Sunda kuno, salah satunya, yaitu naskah Bujangga Manik ke dalam bentuk buku.
Kegiatan penyalinan ini digagas oleh dinas arsip daerah (Disarda) kota cimahi dan bekerja sama dengan komunitas Gentra Pamitran Cimahi.
Kerjasama ini bertujuan agar naskah-naskah tersebut lebih mudah diakses oleh masyarakat luas, terutama generasi muda sehingga mereka dapat mengenal, mempelajari, dan menghargai kekayaan budaya Sunda.
Dalam acara “Launching & Sosialisasi Naskah Kuno” ini dihadiri oleh PJ Walikota Cimahi, Bapak Dicky Saromi dan beberapa kepala sekolah dari berbagai institusi pendidikan, juga para ketua komite dari Dewan Kebudayaan Kota Cimahi, khususnya dari komite bagian manuskripnya, yaitu kang Rian Hermawan dan Mochamad Ripki.
Acara yang bertempat di mal pelayanan publik (MPP) kota cimahi ini menjadi momen penting untuk memperkenalkan dan mempromosikan upaya pelestarian pengetahuan dan aksara Sunda kepada masyarakat.
Langkah Mang Ujang ini adalah bukti nyata bahwa budaya Sunda, khususnya naskah kuno, masih memiliki tempat istimewa di hati para pegiat budaya dan masyarakat.
Maka dari itu mari kita dukung bersama-sama agar pengetahuan dan aksara Sunda terus hidup serta berkembang di era modern ini. (Agus Nyno)
Posting Komentar